Minggu, 08 September 2013

SEJARAH PENINGGALAN PULAU KRETA YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN EKONOMI, PERTAHANAN, POLITIK, DAN SOSIAL BUDAYA

SEJARAH PENINGGALAN PULAU KRETA YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN EKONOMI, PERTAHANAN, POLITIK, DAN SOSIAL BUDAYA

Sejarah Eropa Kuno berawal dari kehidupan masyarakat Pulau Kreta yang terletak disebelah selatan Yunani dengan pusat pemerintahannya di Knossus. Selain Knossusmasih ada kota-kota besar yang lain yaitu Phaestos, Tylissos, Hanos. Letak Pulau Kreta sangat strategis yakni di tengah-tengah jalur pelayaran antara Mesir, Yunani dan Mesopotamia. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Pulau Kreta untuk hidup dari sektor pelayaran dan perdagangan. Selain itu Pulau Kreta juga menjadi jembatan budaya antara Asia, Afrika dan Eropa.Sejarah Pulau Kreta dapat diketahui darikarya sastra berupa legenda dan mitologi karangan penyair Homerus yang berjudul Illiad dan Odysseia. Homerus menceritakan Pulau Kreta yang indah permai, memiliki tidak kurang dari 90 kota. Uraian tersebut diperkuat oleh Sir Arthur Evans dari Inggris yang pertama kali melakukan penggalian pada tahun 1878 M. Dengan penggalian tersebut ditemukan bukti-bukti arkeologi mengenai kejayaan Pulau Kreta di masa yang lalu.

A.   Perkembangan Ekonomi

Dari gambar yang diamati jelas bahwa letak dari pulau kreta itu sangat strategis dimana menjadikan mereka sebagai persinggahan dari berbagai saudagar ataupun perdagangan antar dunia. Hal ini yang membuat perekonomian pulau kreta menjadi maju dengan pesat, karena banyak terjadi kegiatan ekonomi, sebab para pedagang antar benua itu harus membeli atau mengisi bekal makanan agar dapat melanjutkan perjalanannya. Tetapi mungkin juga, ada pedagang yang sengaja menjual hasil komuditas daerahnya ke Pulau Kreta, karena berfikiran di Pulau Kreta itu merupakan berkumpulnya pedagang antar benua. Ada satu hal yang menjadi sorotan, ketika melakukan proses perdagangan, apakah ada satu patokan ataupun satuan mata uang yang dipakai untuk menjual ataupun membeli?
            Pelayaran dan perdagangan membuat tingkat kemakmuran yang tinggi pada masyarakat Pulau Kreta dan terdapat juga kota- kota pusat dagang, yaitu Knossus dan Phaestos, dengan bangunan gedung yang terbuat dari batu bata dan ada bangunannya yang bertingkat. Dan Pulau Kreta mengenal sistem gerabah , seni pahat, dan sistem pengecoran logam. Dan mereka telah mengenal tulisan yang disebut tulisan Minos yang berasal dari nama seorang Raja besar di Pulau Kreta.

B.     Pertahanan
Pulau Kreta ialah sebuah pulau yang terletak ditengah timur laut Mediterania yang dikeliling pulau kecil, untuk itu pulau kreta memiliki kawasan laut yang luas yang merupakan system pertahanan pulau kreta serta di dalam istana di buat labirin atau yang berarti mudah tersesat yang merupakan bangunan istana yang di desain agar orang yang masuk mudah tersesat karena susunan kamar, ruangan, dan lorong- lorong agar penjahat yang masuk untuk mengambil kekayaan istana tersesat. Sistem pertahanan di Pulau Kreta tidak kuat, karena mereka tidak memiliki satuan tentara militer hanya membuat pertahanan dari bangunan saja.
C.   Politik

Sistem Pemerintahan Yunani tidak pernah memiliki sistem pemerintahan sentralisasi melainkan desentralisasi karena tiap-tiap polis mengembangkan sistem pemerintahan masing - masing.

1.      Sparta Konstitusi
 Sparta membagi masyarakat menjadi 3 golongan yaitu :
1.      Citizens atau orang-orang Sparta yang jumlahnya antara 5-10% dariseluruh penduduk. Mereka terdiri dari para penguasa dan tentara.

2.      KaumHelot : merupakan sebagian besar dari penduduk yang bekerjasebagai petani, buruh tani dan pelayan dari orang-orang Sparta.

3.      Peiroikoi yaitu yang tinggal di pinggiran kota, hidup sebagai petani,pedagang dan bekerja di pertambangan Sistem pemerintahan Sparta bersifat militeristis, dengan mengutamakan latihan kemiliteran dandisiplin yang keras bagi masyarakat. Pemerintahan Sparta dijalankan oleh 2 orang raja yang absolut dan turun temurun. Selain Raja, ada jabatan ephor selaku penasehat yang berjumlah 5orang. Lembaga yang lain beranggotakan hanya 28 orang yang berusia 60 tahun atau lebih,disebut Gereousia. Gereousia memiliki hak veto terhadap undang-undang yang diajukan oleh DPR. Anggota DPR adalah semua laki-laki warga kota Sparta yang berusia30 tahun atau lebih, mereka bersidang setiap bulan purnama.Dapat dikatakan Sparta merupakandunia laki-laki. Laki-laki berperan sebagai tentara, pembuat hukum dan peraturan. Kegiatan wanita terbatas sebagai isteri, ibu dan pengatur rumah tangga.

2.      Athena

Kehidupan di Athena berbeda dengan di Sparta. Jika warga Sparta mempunyaikewajiban untuk tugas-tugas pemerintahan dan pertahanan negara maka warga Athena dalam suasana demokrasi memiliki kemerdekaan berpikir, berpendapat serta maju dalam bidangpolitik, ekonomi, seni batik, seni pahat, seni bangunan maupun seni sastra. Athena mengalami evolusi pemerintahan yang sempurna. Semula golongan aristokrat (bangsawan) mengesyahkan kekuasaan oligarkhi (pemerintahan di tangan sekelompok orang). Kemudian beralih ke sistem pemerintahan tirany  (pemegang  kekuasaan di tangan satu orang yang berkuasa penuh)kemudian berubah lagi menjadi sistem demokrasi.

Sistem pemerintahan di Athena mengenalbeberapa lembaga antara lain :

a.Archon yaitu pelaksana pemerintahan berjumlah 9 orang.

 b.Areopagos yaitu dewan yang mengawasi pelaksanaan pemerintahan Archon, sekaligus merangkap sebagai mahkamah agung. Anggotanya adalah mantan para archon.

c.Boule semacam DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang memiliki tugas : menetapkan archon meminta pertanggungjawaban archon menghukum archon.

d. Dalam bidang pertahanan dan keamanan dipegang oleh 10 orang ahli siasat perang yang menguasai angkatan darat dan angkatan laut. Untuk menjaga kehidupan yang demokratis maka ada kebiasaan untuk mengasingkan atau mengucilkan seorang penguasa yang pada suatu tahap dalam pemerintahannya telah dicurigai berusaha menjadi penguasa mutlak yang dapat membahayakan negara. Tindakan pengucilan itu disebut ostrakisme. Istilah ostrakisme berasal dari kata ostr akon yaitu pecahan pot dari tanah liat.
D. sosial Budaya
Kebiasaan Masyarakat Kreta Melakukan Pemujaan. Hal yang paling menarik perhatian dari penemuan tersebut adalah lempengan- lempengan terbuat dari tanah liat yang berukir abjad, salah satu di antaranyabertuliskan : Swedia telah mempersembahkan 7 orang wanita, anak lelaki dan perempuan masing± masing satu orang.´ Di luar dugaan, para arkeolog pun berhasil menemukan tumpukan tulang manusia yang jumlahnya mencapai 200 potong lebih, yang merupakan tulang tengkorak anak yang berusia antara 10- 15 tahun, yang masih meninggalkan bekas dibunuh dengan benda tajam. Setelah itu para arkeolog juga menemukan sebuah biara pemujaan. Dalam temuan itu terbukti bahwa penduduk Crete telah melakukan pemujaan dengan mengorbankan manusia hidup. Di dalam biara tersebut ditemukan berbagai jenis wadah dari bahan keramik yang digunakan untuk melakukan pemujaan, di atas meja pemujaan tergeletak seonggok tengkorak dari seorangremaja dengan tinggi badan sekitar 165 cm, di samping meja pemujaan tersebut juga ditemukan ada sebuah wadah tempat menampung darah dari sang korban, dan sebilah pisau dari tembaga yang digunakan untuk membunuh. Sementara di dekat situ terdapat seonggok tumpukan tengkorak lain dengan posisi kepala menengadah ke atas, mengenakan cincin perak di salah satujarinya, dan seonggok lagi tengkorak yang sedang menutupi wajah sang korban, mungkin adalah tulang tengkorak sang ketua upacara beserta asistennya. Tak jauh dari tempat itu ada sekumpulan tulang tengkorak yang serampangan, yang diduga merupakan para pejabat dan pembantu.
Lelaki Minoa mengenakan kain cawat dan kilt (semacam rok). Perempuannya mengenakan jubah dengan lengan baju yang pendek serta rok berlapis yang mengembang. Kerah baju mereka sangat rendah sehingga menampilkan payudara yang terbuka. Perempuannya juga ada yang mengenakan baju ketat tanpa tali kutang (strapless). Pola pakaiannya menekankan pada pola geometrik simetris.
Agama bangsa Minoa lebih memuja dewi dengan pendeta perempuan sebagai penghubungnya. Patung pendeta perempuan dalam budaya Minoa dan lukisan dinding menampilkan lelaki dan perempuan berpartisipasi dalam semacam olahraga melompati banteng, membuat para ahli menyimpulkan bahwa lelaki dan perempuan memiliki status sosial yang setara dalam sistem sosial Minoa. Diduga sistem warisnya adalah matrilineal. Fresko (lukisan dinding) banyak menampilkan berbagai macam orang, jender (jenis kelamin) dibedakan berdasarkan warna kulit: laki-laki berwarna kulit coklat kemerahan, sementara perempuan berkulit putih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar