Sejarah Industri Tempe
Tempe
adalah makanan hasil vermentasi kedelai yang memberikan variasi dalam menikmati
kacang kedelai. Proses vermentasi dari kacang kedelai ini melewati
proses-proses rumit yang membutuhkan keterampilan dan pengalaman yang cukup
untuk mengahasilkan tempe yang dapat di nikmati dengan berbagai cara sesuai
dengan selera orang yang menyukainya. Namun, makanan ini memiliki harga yang
terjangkau sehingga membuat makanan yang berasal dari kacang kedelai ini
menjadi primadona bagi kalangan masyarakat menengah kebawah sebagai makanan
ringan maupun menjadi pendamping makanan pokok masyarakat Indonesia. Makanan
ini memiliki musuh dalam pemasarannya, dimana ikan dan daging ayam mempengaruhi
penjualan tempe. Jika harga ikan dan daging ayam mahal, maka para konsumen
lebih memilih tempe sebagai santapannya, namun ketika harga ikan dan daging
ayam merosot turun, tempe pun menjadi tak tersentuh. Karena gizi yang di miliki
tempe sebanding dengan daging, sehingga tidak heran tempe menjadi makanan
pengganti makan yang berasal hewani hewani.
Terlihat
sebagai makanan murahan, tetapi jangan pernah memandang sebelah mata makanan
ini. Beberapa tahun lalu ketika cuaca di Amerika sedang tidak baik, terjadi
kenaikan harga kedelai yang melambung sampai dengan dua kali lipat, akibatnya
para pengusaha tempe mengadakan mogok produksi yang membuat negri ini krisis
tempe. Maslahat ini pun diangkat menjadi masalah nasional sampai anggota DPR RI
pun mengadakan rapat untuk menyelesaikan masalah ini. Hasil dari rapat itu
memberikan keleluasaan pada importir kedelai dengan tidak dikenakan beacukai
impor dan sampai saat ini kedelai telah kembali dengan harga normal. Dari
keadaan di atas masyarakat Indonesia dapat dikatakan telah kecanduan terhadap makanan
ini.
Masa
lalu dari tempe ini tidak begitu jelas kapan dan siapa yang pertama kali
melakukan pembuatannya. Jika beberapa pendapat mengatakan di bawa oleh
orang-orang tiongkok dimana sejalan dengan makanan yang bernama tahu atau pun
tauco yang merupakan variasi makanan dari kedelai saya rasa kurang tetap, namun
pembuatannya sejalan dengan tahu. Dimana limbah pembuatan tahu yang di buang
kemudian tumbukan limbah tahu itu membentuk kapang. Hal tersebut seuai dengan
jenis tempe yang lainnya dimana merupakan limbah, seperti tempe gembus yang
merupakan limbah kacang tanah atau yg lebih dikenal dengan oncom di beberapa
daerah dan dengan banyaknya produsen tahu yang juga identik juga memproduksi
tempe. Jika dibawa oleh pedagang dari tiongkok, mengapa produsen tempe dari
dulu hingga kini tidak ada yang merupakan orang tiongkok ataupun suku lainnya
melainkan hanya orang-orang jawa yang memproduksi tempe. Sampai dengan mereka
merantau di berbagai daerah di Indonesia bahkan ke berbagai benua masih banyak
orang-orang jawa yang membuat tempe sebagai mata pencaharian. Di daratan eropa
tempe dikenalkan oleh orang-orang Belanda, itupun dengan membawa
imigran-imigran dari Indonesia kemudian tempe terus berkembang di beberapa
negara-negara di Amerika. Sehingga saya lebih senang menyebut tempe dengan
sebutan “Persembahan dari Jawa untuk Dunia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar